Fashion Before Passion?
- Andri Maulana
- Jan 28, 2015
- 1 min read

“…is all about the image and not the art. Fashion before passion!” ya, sepenggal lirik dari H2O (fyi, H2O adalah band Punk Rock/HC Punk lawas asal New York yang masih bertahan sampai sekarang) yang menggambarkan kondisi sekarang yang lumayan mencemaskan kalo menurut saya. Fashion atau mode atau apa lah kamu mau sebut namanya, yang semakin tidak jelas dan cenderung tidak konsisten, terlalu terseret dengan apa yang sedang ‘hype’, sehingga melupakan alasan mengapa kamu berpakaian seperti itu.
Apa karena memang ingin? Apakah karena memang nyaman di pakai? Atau karena teman-teman kamu yang paksa? Fashion yang baik adalah fashion yang memperlihatkan idealis kamu, seperti saat tahun 1970an ketika kultur Punk Rock dimulai, semua anak muda yang merasa jiwanya terwakili dengan ideology Punk tersebut, beramai-ramai mereka mengenakan atribut-atribut seperti jaket kulit penuh dengan tambalan dan patch band, jeans, boots, piercing, tattoo, Mohawk/skinhead, tetap dengan gagasan-gagasan faham yang mereka anut, dengan bangga mempresentasikan diri mereka sebagai salah satu penggiat DIY (Do it Yourself) dimana mereka bangga bisa hidup dan bertahan dengan tetap berada diluar system yang mainstream. Beda cerita dengan boyband K-Pop yang juga memakai atribut seperti punkers sejati, dengan jaket penuh patch band seperti Misfits, Bad Religion, Anti-Flag, dan band terhormat lainnya, bertatto, rambut Mohawk, tapi menyanyikan lagu cengeng yang isinya kosong, dengan tujuan material semata.
Comments